AutonetMagz.com
– Mitsubishi Indonesia pernah berjaya di pasar MPV dengan Mitsubishi
Kuda dan Grandis, namun akibat kurangnya penyegaran dari kedua model
mobil keluarga ini, lama-kelamaan penjualannya menurun sebelum akhirnya
dihentikan. Tahun 2014 ini, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors selaku
APM Mitsubishi mencoba bermain kembali di kelas MPV dengan menghadirkan
Delica D:5 yang didatangkan secara utuh dari Jepang.
Tidak tanggung-tanggung, mobil yang disebut sebagai Sport Utility MPV ini bahkan dibuatkan set khusus di IIMS 2014 bertema off road lengkap dengan livery khas Mitsubishi yang membalut seluruh eksteriornya.
Nah, jadi bagaimana first impression review AutonetMagz terhadap MPV yang telah mendapat sentuhan ketangguhan SUV ini? Mari kita bahas bersama-sama
Desain Eksterior
Ketika melihat eksteriornya untuk pertama kali, rasanya sulit percaya kalau sesungguhnya Delica ini adalah penerus dari Mitsubishi L300, sebab penampilannya sangat berbeda dengan L300 yang biasa kita kenal di Indonesia. Desain mobil ini serba mengotak, lurus dan kaku. Jika dilihat, grill depan mobil ini akan mengingatkan kita pada grill Hummer H3 yang berdesain mirip dan sama-sama dilapis chrome.
Memang, mungkin tampilan seperti ini sangat kontroversial bagi sebuah MPV sekelas Toyota NAV1, Nissan Serena dan Mazda Biante, tapi kalau ditanya soal kegagahan bentuknya, Delica-lah jagonya. Garis-garis eksteriornya yang kaku dan mengotak sepertinya mengambil inspirasi dari saudaranya, Mitsubishi Pajero.
Headlamp projector besar Delica ini sudah mengadopsi fitur HID dan auto leveling yang mampu mengatur ketinggian sorot lampu secara otomatis. Layaknya KIA Carens, sepasang cornering light di kiri dan kanan siap menerangi jalan ketika mobil ini berbelok, dan auto light sensor juga sudah disematkan sebagai salah satu fitur yang ditawarkan Delica sehingga saat suasana mulai gelap, lampu akan menyala dengan sendirinya. Aksen silver di bumper depan cukup bagus, namun apabila anda memilih Delica berwarna silver, aksen ini tak akan terlihat sebab menyatu dengan warna mobil.
Dilihat dari samping, ground clearance Delica cukup tinggi, mencapai 190 mm, lebih tinggi dibandingkan MPV sekelasnya yang biasanya berkisar di angka 150 hingga 170 mm. Mitsubishi juga mengklaim bahwa Delica mampu melintasi hambatan yang memiliki derajat ketinggian hingga 21,5 derajat tanpa harus mentok. Sayangnya, desain pelek dan ban yang dipakainya terlalu sederhana, kurang selaras dengan kegagahan bodinya. Andai saja Delica menggunakan pelek 7 spoke dan ban off-road seperti varian 4WD-nya, pasti kesan gagahnya makin kuat.
Beranjak ke belakang, kesan mengotak masih saja terasa di mobil ini, apalagi desain lampu belakangnya juga berbentuk persegi dengan lampu tambahan yang melintang dan menghubungkan lampu kiri dan kanan dan dilengkapi kamera parkir yang terletak di bawah logo Mitsubishi.
Untuk pembuka bagasinya, Mitsubishi membekali Delica dengan tombol elektrik di dekat dudukan plat nomor. Aksen silver seperti bumper guard yang sama seperti di depan juga akan kita jumpai di bagian belakang mobil ini. Hanya saja, knalpot mobil ini belum mendapat sentuhan muffler cutter sehingga terlihat agak kecil dan sederhana.
Hal yang unik dari Delica adalah hadirnya spion ketiga yang terletak di depan spion sebelah kiri. Awalnya kami mengira kalau spion ini adalah sejenis spion tanduk yang memiliki cermin cembung untuk memantau bagian belakang lebih jelas lagi.
Tapi ternyata bukan demikian fungsinya, sebab spion ini mengarah agak ke bawah dan menampilkan seberapa dekat bodi samping mobil ini dengan trotoar. Cukup fungsional, apalagi secara tampilan spion ini memang terkesan seperti spion tanduk yang biasanya bertengger di sebuah SUV.
Interior Mitsubishi Delica
Setelah masuk ke dalam, barulah terasa kesan sebuah MPV murni dari Delica. Bila dashboard pesaingnya seperti Mazda Biante dan Nissan Serena ingin menonjolkan kesan futuristik, maka Delica memiliki desain yang penuh dengan nuansa mengotak layaknya eksteriornya, sehingga lebih terkesan konvensional.
Mitsubishi mengandalkan warna two tone hitam dan beige untuk mencuatkan kesan mewah dan lapang di interiornya, sementara material dan finishing interior dari Delica sangatlah baik meskipun masih berbahan plastik belum menggunakan material soft touch.
Beberapa detail seperti bagian tengah dashboard yang dilapisi plastik mengkilap berwarna piano black terasa sangat mewah, lalu area tuas transmisi CVT-nya diberi warna silver agar tidak monoton. Di setir dan tuas transmisi kita juga mendapatkan lapisan kulit sehingga lebih nyaman digenggam dan tidak licin. Di depan jok penumpang, ada dua buah glovebox yang memiliki ukuran cukup besar, dan untuk glovebox bagian atas, ada tulisan Delica yang sangat besar.
Di dekat area kaki penumpang depan, ada tempat penyimpanan kecil yang terbuat dari kulit yang elastis, sepertinya bisa dipakai untuk menaruh ponsel atau dompet di sini. Di samping tuas transmisi juga ada sejenis storage berbentuk lingkaran, namun sepertinya ini bukan cup holder, karena posisinya cukup miring sehingga bila dipakai untuk menaruh gelas atau botol, akan gampang sekali tumpah atau jatuh. Mungkin lebih tepat bila kita menaruh uang receh di sana, sebab cup holder sesungguhnya terletak di bawah tuas transmisi. Di konsol tengah juga ada storage dengan kapasitas yang lumayan besar.
Menilik center cluster dari Delica ini, kita akan mendapatkan sebuah head unit indash dengan layar sentuh berukuran 6,95 inci dengan fitur yang komplit, seperti finger gesture recognition, konektivitas iPod/iPhone, Aux-in, Wi-Fi display dan mampu membaca file audio dari USB, DVD dan CD. Ada juga tiga kenop untuk mengatur AC dengan jumlah pengaturan yang cukup lengkap meski belum memakai display digital, contohnya pengaturan suhu, kekuatan hembusan AC dan arah hembusan AC. Tersedia juga mode auto sehingga suhu AC akan disesuaikan dengan suhu kabin sehingga kabin tetap terasa sejuk. Oh ya, blower AC Delica bukan hanya double blower, tapi triple blower sehingga mampu menyejukkan hingga baris ketiga.
Di area setir, ada tombol yang berfungsi mengatur cruise control di area kanan setir, dan Delica menggunakan power steering elektrik sehingga bobot setir terasa ringan saat dikemudikan dan kita mendapatkan paddle shift untuk memindahkan gigi transmisi secara manual, namun setirnya hanya memiliki pengaturan tilt steering saja, belum telescopic. Masih ada tombol untuk membuka sliding door secara elektris, mematikan kontrol stabilitas di dekat ventilasi AC paling kanan, dan ada lagi Multi Information Display yang terletak di panel instrumen untuk menampilkan berbagai informasi kendaraan.
Yang agak aneh, biasanya mobil dengan keyless entry dan keyless start system memiliki tombol start untuk menyalakan mesin. Sebenarnya Delica juga telah dilengkapi kedua hal itu, namun kita takkan menjumpai tombol start, melainkan sebuah kenop putar yang ada di area dimana biasanya kita memutar kunci mobil untuk menyalakan mesin. Mungkin sedikit tak lazim, tapi tidak mengapa, yang penting janjinya mengenai keyless start bisa dipenuhi.
Sayangnya, meski joknya tergolong empuk, bahan yang digunakan adalah bahan fabric yang lembut, padahal kami berharap dengan banderol Delica saat ini kita akan mendapatkan jok kulit. Namun dibalik itu semua, pengemudi dan penumpang kedua sangat dimanjakan dengan jok model captain seat yang mewah, dan khusus jok pengemudi, ada tuas untuk mengatur ketinggian jok. Pengaturan sliding dan reclining pun tersedia hingga jok baris ketiga.
Enaknya lagi, karena MPV ini berukuran bongsor, duduk di bangku baris manapun sangat leluasa dan tak akan ada keluhan tentang sempitnya ruang kabin, bahkan hingga bangku baris ketiga sekalipun. Jika anda cukup egois ketika bangku baris ketiga tidak dipakai, rebahkan saja bangku baris kedua sampai benar-benar datar dan tidurlah dengan nyenyak. Pergeseran maju-mundur joknya juga cukup jauh, menjadikannya salah satu yang paling leluasa.
Jika mata anda cukup eksploratif, anda akan menemukan beberapa pengait di baris kedua dan ketiga yang sepertinya berfungsi bila anda telah memiliki cargo net, atau paling tidak bisa digunakan untuk menggantungkan tas anda di kabin. Di pintu geser elektrik baris kedua tersedia sebuah cup holder dan speaker. Untuk urusan kelegaan dan kenyamanan kabin, Delica sangatlah superior, namun menurut kami akan lebih baik bila ada penambahan kelengkapan seperti jok kulit, sandaran betis dan headrest monitor.
Bagasi Delica sebenarnya lumayan lega saat semua jok terpakai, dan untuk melipat jok baris ketiga, mekanisme pelipatannya sama seperti Toyota Innova, yaitu dilipat menyamping. Sejujurnya, kursi Delica yang terpisah 50:50 terasa berat ketika kita harus melipatnya ke samping, sehingga bila anda tak punya waktu untuk pergi ke gym, latihan angkat beban dengan jok Delica mungkin bisa jadi alternatif. Setelah selesai melipat pun, kita harus memasang pengait jok ke pegangan tangan yang ada di atap. Agak merepotkan memang, tapi inilah yang harus dilakukan bila ingin ruang bagasi lebih yang bisa menampung sebuah kulkas satu pintu berukuran medium.
Mesin Mitsubishi Delica
Bila anda menyangka di balik kap mesin Delica terdapat mesin 2.000 cc 4 silinder yang sama dengan Outlander Sport, maka dugaan anda salah. Delica menggendong mesin baru berkode 4J11, sementara Outlander Sport memakai mesin 4B11 yang sama dengan milik Lancer EX. Dengan teknologi S-MIVEC, mesin ini menghasilkan daya 150 HP di 6.000 rpm dan torsi 191 Nm di 4.200 rpm. Mesin ini dipadukan dengan transmisi CVT INVECS-III 6 percepatan.
Sayangnya, Mitsubishi hanya memasukkan varian penggerak roda depan saja ke Indonesia, sebab jika versi 4WD juga dimasukkan ke sini, dikhawatirkan harga jualnya tak lagi kompetitif dan akan sulit bersaing dengan rivalnya. Apalagi karena rivalnya seperi Mazda Biante, Toyota NAV1 dan Nissan Serena juga tak memiliki varian 4WD, maka versi 2WD ini dinilai sudah cukup oleh Mitsubishi.
Mitsubishi telah menyematkan teknologi Auto Stop & Go untuk mengoptimalkan efisiensi BBM. Metodenya, mesin akan mati ketika pedal rem diinjak penuh dan mobil berhenti total, dan akan kembali menyala saat rem dilepas. Selain itu, untuk menjamin kestabilan, seperangkat kontrol elektronik seperti Active Stability Control, Traction Control, Hill Start Assist dan 3 Airbag telah menjadi standar di semua varian Delica. Ups, maaf, Delica hanya punya 1 varian.
Radius putar mobil ini sama dengan Nissan Serena, ada di angka 5,7 meter. Urusan bobot, mobil ini adalah yang terberat dengan 1.685 kg, selisih 5 kg dari Toyota NAV1, jadi mungkin konsumsi BBM Delica tidak akan terpaut begitu jauh dengan NAV1.
Kesimpulan
Melalui penelusuran kami, value dari review Mitsubishi Delica Indonesia terletak pada keberaniannya mengambil rupa sebagai Sport Utility MPV bisa membuat orang-orang patah leher karena memperhatikan mobil ini, karena MPV mana lagi yang memiliki styling ala SUV seperti ini? Fiturnya pun cukup bisa membuatnya bersaing di pasar, akan tetapi rivalnya memiliki sejumlah fitur yang bisa dibilang hampir sama dan membuat persaingan semakin ketat, demikian pula dengan space kabin yang identik antara Delica, NAV1, Biante dan Serena.
Salah satu hal yang patut diwaspadai oleh Mitsubishi adalah harganya. Dengan banderol sebesar 409 juta Rupiah saat diluncurkan di IIMS 2014, Delica menjadi kontestan dengan harga termahal diantara semua rivalnya, bahkan dibandingkan Biante sekalipun, meski sama-sama berstatus CBU dari Jepang Biante memiliki harga lebih bersahabat. Ada baiknya bila Mitsubishi mempertimbangkan kembali harga yang pantas untuk Delica sekaligus meningkatkan daya saingnya seperti menambahkan jok kulit, roof monitor, headrest monitor dan beberapa fitur lain. Bagaimana, apakah MPV bercita rasa SUV ini bisa merenggut hati anda untuk menjadikannya transporter sehari-hari? Sampaikan komentar anda di bawah ini.
http://autonetmagz.com/exclusive-first-impression-review-mitsubishi-delica-d5-2014-indonesia-with-video/20665/
Tidak tanggung-tanggung, mobil yang disebut sebagai Sport Utility MPV ini bahkan dibuatkan set khusus di IIMS 2014 bertema off road lengkap dengan livery khas Mitsubishi yang membalut seluruh eksteriornya.
Nah, jadi bagaimana first impression review AutonetMagz terhadap MPV yang telah mendapat sentuhan ketangguhan SUV ini? Mari kita bahas bersama-sama
Desain Eksterior
Ketika melihat eksteriornya untuk pertama kali, rasanya sulit percaya kalau sesungguhnya Delica ini adalah penerus dari Mitsubishi L300, sebab penampilannya sangat berbeda dengan L300 yang biasa kita kenal di Indonesia. Desain mobil ini serba mengotak, lurus dan kaku. Jika dilihat, grill depan mobil ini akan mengingatkan kita pada grill Hummer H3 yang berdesain mirip dan sama-sama dilapis chrome.
Memang, mungkin tampilan seperti ini sangat kontroversial bagi sebuah MPV sekelas Toyota NAV1, Nissan Serena dan Mazda Biante, tapi kalau ditanya soal kegagahan bentuknya, Delica-lah jagonya. Garis-garis eksteriornya yang kaku dan mengotak sepertinya mengambil inspirasi dari saudaranya, Mitsubishi Pajero.
Headlamp projector besar Delica ini sudah mengadopsi fitur HID dan auto leveling yang mampu mengatur ketinggian sorot lampu secara otomatis. Layaknya KIA Carens, sepasang cornering light di kiri dan kanan siap menerangi jalan ketika mobil ini berbelok, dan auto light sensor juga sudah disematkan sebagai salah satu fitur yang ditawarkan Delica sehingga saat suasana mulai gelap, lampu akan menyala dengan sendirinya. Aksen silver di bumper depan cukup bagus, namun apabila anda memilih Delica berwarna silver, aksen ini tak akan terlihat sebab menyatu dengan warna mobil.
Dilihat dari samping, ground clearance Delica cukup tinggi, mencapai 190 mm, lebih tinggi dibandingkan MPV sekelasnya yang biasanya berkisar di angka 150 hingga 170 mm. Mitsubishi juga mengklaim bahwa Delica mampu melintasi hambatan yang memiliki derajat ketinggian hingga 21,5 derajat tanpa harus mentok. Sayangnya, desain pelek dan ban yang dipakainya terlalu sederhana, kurang selaras dengan kegagahan bodinya. Andai saja Delica menggunakan pelek 7 spoke dan ban off-road seperti varian 4WD-nya, pasti kesan gagahnya makin kuat.
Beranjak ke belakang, kesan mengotak masih saja terasa di mobil ini, apalagi desain lampu belakangnya juga berbentuk persegi dengan lampu tambahan yang melintang dan menghubungkan lampu kiri dan kanan dan dilengkapi kamera parkir yang terletak di bawah logo Mitsubishi.
Untuk pembuka bagasinya, Mitsubishi membekali Delica dengan tombol elektrik di dekat dudukan plat nomor. Aksen silver seperti bumper guard yang sama seperti di depan juga akan kita jumpai di bagian belakang mobil ini. Hanya saja, knalpot mobil ini belum mendapat sentuhan muffler cutter sehingga terlihat agak kecil dan sederhana.
Hal yang unik dari Delica adalah hadirnya spion ketiga yang terletak di depan spion sebelah kiri. Awalnya kami mengira kalau spion ini adalah sejenis spion tanduk yang memiliki cermin cembung untuk memantau bagian belakang lebih jelas lagi.
Tapi ternyata bukan demikian fungsinya, sebab spion ini mengarah agak ke bawah dan menampilkan seberapa dekat bodi samping mobil ini dengan trotoar. Cukup fungsional, apalagi secara tampilan spion ini memang terkesan seperti spion tanduk yang biasanya bertengger di sebuah SUV.
Interior Mitsubishi Delica
Setelah masuk ke dalam, barulah terasa kesan sebuah MPV murni dari Delica. Bila dashboard pesaingnya seperti Mazda Biante dan Nissan Serena ingin menonjolkan kesan futuristik, maka Delica memiliki desain yang penuh dengan nuansa mengotak layaknya eksteriornya, sehingga lebih terkesan konvensional.
Mitsubishi mengandalkan warna two tone hitam dan beige untuk mencuatkan kesan mewah dan lapang di interiornya, sementara material dan finishing interior dari Delica sangatlah baik meskipun masih berbahan plastik belum menggunakan material soft touch.
Beberapa detail seperti bagian tengah dashboard yang dilapisi plastik mengkilap berwarna piano black terasa sangat mewah, lalu area tuas transmisi CVT-nya diberi warna silver agar tidak monoton. Di setir dan tuas transmisi kita juga mendapatkan lapisan kulit sehingga lebih nyaman digenggam dan tidak licin. Di depan jok penumpang, ada dua buah glovebox yang memiliki ukuran cukup besar, dan untuk glovebox bagian atas, ada tulisan Delica yang sangat besar.
Di dekat area kaki penumpang depan, ada tempat penyimpanan kecil yang terbuat dari kulit yang elastis, sepertinya bisa dipakai untuk menaruh ponsel atau dompet di sini. Di samping tuas transmisi juga ada sejenis storage berbentuk lingkaran, namun sepertinya ini bukan cup holder, karena posisinya cukup miring sehingga bila dipakai untuk menaruh gelas atau botol, akan gampang sekali tumpah atau jatuh. Mungkin lebih tepat bila kita menaruh uang receh di sana, sebab cup holder sesungguhnya terletak di bawah tuas transmisi. Di konsol tengah juga ada storage dengan kapasitas yang lumayan besar.
Menilik center cluster dari Delica ini, kita akan mendapatkan sebuah head unit indash dengan layar sentuh berukuran 6,95 inci dengan fitur yang komplit, seperti finger gesture recognition, konektivitas iPod/iPhone, Aux-in, Wi-Fi display dan mampu membaca file audio dari USB, DVD dan CD. Ada juga tiga kenop untuk mengatur AC dengan jumlah pengaturan yang cukup lengkap meski belum memakai display digital, contohnya pengaturan suhu, kekuatan hembusan AC dan arah hembusan AC. Tersedia juga mode auto sehingga suhu AC akan disesuaikan dengan suhu kabin sehingga kabin tetap terasa sejuk. Oh ya, blower AC Delica bukan hanya double blower, tapi triple blower sehingga mampu menyejukkan hingga baris ketiga.
Di area setir, ada tombol yang berfungsi mengatur cruise control di area kanan setir, dan Delica menggunakan power steering elektrik sehingga bobot setir terasa ringan saat dikemudikan dan kita mendapatkan paddle shift untuk memindahkan gigi transmisi secara manual, namun setirnya hanya memiliki pengaturan tilt steering saja, belum telescopic. Masih ada tombol untuk membuka sliding door secara elektris, mematikan kontrol stabilitas di dekat ventilasi AC paling kanan, dan ada lagi Multi Information Display yang terletak di panel instrumen untuk menampilkan berbagai informasi kendaraan.
Yang agak aneh, biasanya mobil dengan keyless entry dan keyless start system memiliki tombol start untuk menyalakan mesin. Sebenarnya Delica juga telah dilengkapi kedua hal itu, namun kita takkan menjumpai tombol start, melainkan sebuah kenop putar yang ada di area dimana biasanya kita memutar kunci mobil untuk menyalakan mesin. Mungkin sedikit tak lazim, tapi tidak mengapa, yang penting janjinya mengenai keyless start bisa dipenuhi.
Sayangnya, meski joknya tergolong empuk, bahan yang digunakan adalah bahan fabric yang lembut, padahal kami berharap dengan banderol Delica saat ini kita akan mendapatkan jok kulit. Namun dibalik itu semua, pengemudi dan penumpang kedua sangat dimanjakan dengan jok model captain seat yang mewah, dan khusus jok pengemudi, ada tuas untuk mengatur ketinggian jok. Pengaturan sliding dan reclining pun tersedia hingga jok baris ketiga.
Enaknya lagi, karena MPV ini berukuran bongsor, duduk di bangku baris manapun sangat leluasa dan tak akan ada keluhan tentang sempitnya ruang kabin, bahkan hingga bangku baris ketiga sekalipun. Jika anda cukup egois ketika bangku baris ketiga tidak dipakai, rebahkan saja bangku baris kedua sampai benar-benar datar dan tidurlah dengan nyenyak. Pergeseran maju-mundur joknya juga cukup jauh, menjadikannya salah satu yang paling leluasa.
Jika mata anda cukup eksploratif, anda akan menemukan beberapa pengait di baris kedua dan ketiga yang sepertinya berfungsi bila anda telah memiliki cargo net, atau paling tidak bisa digunakan untuk menggantungkan tas anda di kabin. Di pintu geser elektrik baris kedua tersedia sebuah cup holder dan speaker. Untuk urusan kelegaan dan kenyamanan kabin, Delica sangatlah superior, namun menurut kami akan lebih baik bila ada penambahan kelengkapan seperti jok kulit, sandaran betis dan headrest monitor.
Bagasi Delica sebenarnya lumayan lega saat semua jok terpakai, dan untuk melipat jok baris ketiga, mekanisme pelipatannya sama seperti Toyota Innova, yaitu dilipat menyamping. Sejujurnya, kursi Delica yang terpisah 50:50 terasa berat ketika kita harus melipatnya ke samping, sehingga bila anda tak punya waktu untuk pergi ke gym, latihan angkat beban dengan jok Delica mungkin bisa jadi alternatif. Setelah selesai melipat pun, kita harus memasang pengait jok ke pegangan tangan yang ada di atap. Agak merepotkan memang, tapi inilah yang harus dilakukan bila ingin ruang bagasi lebih yang bisa menampung sebuah kulkas satu pintu berukuran medium.
Mesin Mitsubishi Delica
Bila anda menyangka di balik kap mesin Delica terdapat mesin 2.000 cc 4 silinder yang sama dengan Outlander Sport, maka dugaan anda salah. Delica menggendong mesin baru berkode 4J11, sementara Outlander Sport memakai mesin 4B11 yang sama dengan milik Lancer EX. Dengan teknologi S-MIVEC, mesin ini menghasilkan daya 150 HP di 6.000 rpm dan torsi 191 Nm di 4.200 rpm. Mesin ini dipadukan dengan transmisi CVT INVECS-III 6 percepatan.
Sayangnya, Mitsubishi hanya memasukkan varian penggerak roda depan saja ke Indonesia, sebab jika versi 4WD juga dimasukkan ke sini, dikhawatirkan harga jualnya tak lagi kompetitif dan akan sulit bersaing dengan rivalnya. Apalagi karena rivalnya seperi Mazda Biante, Toyota NAV1 dan Nissan Serena juga tak memiliki varian 4WD, maka versi 2WD ini dinilai sudah cukup oleh Mitsubishi.
Mitsubishi telah menyematkan teknologi Auto Stop & Go untuk mengoptimalkan efisiensi BBM. Metodenya, mesin akan mati ketika pedal rem diinjak penuh dan mobil berhenti total, dan akan kembali menyala saat rem dilepas. Selain itu, untuk menjamin kestabilan, seperangkat kontrol elektronik seperti Active Stability Control, Traction Control, Hill Start Assist dan 3 Airbag telah menjadi standar di semua varian Delica. Ups, maaf, Delica hanya punya 1 varian.
Radius putar mobil ini sama dengan Nissan Serena, ada di angka 5,7 meter. Urusan bobot, mobil ini adalah yang terberat dengan 1.685 kg, selisih 5 kg dari Toyota NAV1, jadi mungkin konsumsi BBM Delica tidak akan terpaut begitu jauh dengan NAV1.
Kesimpulan
Melalui penelusuran kami, value dari review Mitsubishi Delica Indonesia terletak pada keberaniannya mengambil rupa sebagai Sport Utility MPV bisa membuat orang-orang patah leher karena memperhatikan mobil ini, karena MPV mana lagi yang memiliki styling ala SUV seperti ini? Fiturnya pun cukup bisa membuatnya bersaing di pasar, akan tetapi rivalnya memiliki sejumlah fitur yang bisa dibilang hampir sama dan membuat persaingan semakin ketat, demikian pula dengan space kabin yang identik antara Delica, NAV1, Biante dan Serena.
Salah satu hal yang patut diwaspadai oleh Mitsubishi adalah harganya. Dengan banderol sebesar 409 juta Rupiah saat diluncurkan di IIMS 2014, Delica menjadi kontestan dengan harga termahal diantara semua rivalnya, bahkan dibandingkan Biante sekalipun, meski sama-sama berstatus CBU dari Jepang Biante memiliki harga lebih bersahabat. Ada baiknya bila Mitsubishi mempertimbangkan kembali harga yang pantas untuk Delica sekaligus meningkatkan daya saingnya seperti menambahkan jok kulit, roof monitor, headrest monitor dan beberapa fitur lain. Bagaimana, apakah MPV bercita rasa SUV ini bisa merenggut hati anda untuk menjadikannya transporter sehari-hari? Sampaikan komentar anda di bawah ini.
http://autonetmagz.com/exclusive-first-impression-review-mitsubishi-delica-d5-2014-indonesia-with-video/20665/
Komentar
Posting Komentar